Selasa, 27 Desember 2011

Generasi Perintis Shalawat Kontemporer


Oleh : Syafa’at Syareh Syifa
Panasnya cuaca di siang hari, terdengar hembusan angin yang membelai setiap daun pepohonan yang kepanasan. Suara mesin bergetar menghidupi sunyinya siang. Derap langkah para santri putri dari kejauhan pintu gerbang terdengar menuju suatu ruangan di mana tempat mereka akan berlatih.
Hari Minggu tepatnya pukul 13.30 mereka berduyun-duyun menuju ke ruangan kelas untuk latihan rebana. Hal ini diketahui oleh sang pelatih yang akan melatih mereka dan segera menghampiri mereka dengan sedikit kekakuan. Suasana dalam ruangan terasa hampa hingga sang pelatih menghidupi suasana dengan canda dan beberapa pertanyaan selingan.
Namun sayang, pelatih yang mereka harapkan tidak hadir karena tengah menjalani aktivitas di tengah jadwal latihan sehingga diisi oleh pelatih pengganti yaitu Pak Jaihan, Syafa’at, Umam dan satu lagi dari putri yaitu Bu Mustafidz. Peralatan latihan semua telah terkumpul di ruangan kelas sesuai dengan jumlah para peserta yang hadir, yaitu 20 orang.
Tak lama kemudian beberapa peserta yang lain pun datang terlambat dan lekas menuju tempat duduk yang telah disediakan. Namun rebana di ruangan amat terbatas hingga pelatih harus kembali mengambil sisa rebana yang ada di dalam lemari sekretariat agar para peserta dapat memegang dan belajar melaluinya.
Latihan tahap pertama sangatlah sederhana, mereka dikenalkan dengan tabuhan penika dan gerinji tak jauh halnya dengan peserta putra sebelumnya. Namun penyampaiannya mereka dibagi dua dan dipisah ruangkan untuk belajar khusus masing-masing dari penika dan gerinji. Masing-masing kelas bejumlah 10 0rang dari dua kelas.
Alhamdulillah, prose latihan berjalan lancar dan efisien. Ada sebagian peserta yang sudah belajar sebelumnya entah itu di pondoknya dahulu atau di rumahnya. Namun ada juga yang sama sekali belum belajar, hal ini mayoritas dari mereka. Perlu ditingkatkan lagi semangat latihan. Semoga tidak terulang lagi kejadian sebelumnya yaitu semangat di awal pertemuan namun luntur di tengah rutinitas latihan.

4 komentar: