Senin, 25 Juni 2012

Darwis Tere Liye



  1. Berjuta Rasanya
  2. Sunset Bersama Rosie
  3. Eliana
  4. Ayahku (Bukan) Pembohong
  5. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
  6. Pukat
  7. Burlian
  8. Rembulan Tenggelam di Wajahmu
  9. Bidadari-Bidadari Surga
  10. Moga Bunda Disayang Allah
  11. Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
  12. The Gogons Series: James & Incridible Incidents
  13. Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur
  14. Sang Penandai
  15. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati
  16. Hafalan Shalat Delisa
Sudah pernahkah teman-teman baca salah satu dari novel-novel di atas? Atau kalau belum, sudah pernahkah teman-teman nonton Anak-Anak Mamak yang tayang di SCTV tiap sore? Belum juga? Pasti sudah pernah dengar film Hafalan Shalat Delisa? Masih belum juga? Kasihan sekali :p (^^)v

Novel-novel di atas, acara tivi Anak-Anak Mamak, dan film Hafalan Shalat Delisa, kesemuanya ditulis oleh  Darwis Tere Liye. Tulisan-tulisannya sangat tegas, langsung, jujur, dan tidak jarang pula 'menohok'. 

Dalam sebuah acara televisi yg disiarkan langsung beberapa tahun:

penanya: 'ustadz, sy diterima bekerja PNS sdh 10 tahun. dulu, waktu sy mau masuk PNS, sy menyuap petugasnya 30juta agar diterima masuk. sekarang sy menyesal, bagaimanakah caranya sy menebus dosa tsb?'

ustadz: (setelah manggut2 sejenak) 'bekerjalah yg baik, tulus, dst.. dst... semoga dgn demikian Tuhan akan menghapus dosa menyuap 30juta tersebut'.

komentar sy: lantas siapa yg akan mengganti hak org yg seharusnya jadi PNS, orang yg bertahun2 mengabdi tulus, dan sebenarnya lulus dlm tes, tp gara2 ada yg menyalip di tikungan dgn segepok uang, gagal. orang yg berhak itu boleh jd punya keluarga, punya anak, sumber kebaikan, tp karena disalip, musnah sudah semuanya. menurut hemat sy, pertobatan itu tdk pernah sesederhana bilang 'sy tobat', apalagi jika dampak perbuatan jahat kita memantul jauh kemana2. hari ini, kabar ttg menyuap utk jadi PNS kembali merebak. jgn pernah menyuap, jgn pernah menyogok (kan lucu, mau jd PNS guru, nyogok, muridnya mau diajari apa). ayolah, kalian cukup berjualan keripik mak icih kalau hanya ingin mendapatkan gaji tetap 4-5 juta/bulan, dan jelas itu lbh mulia.
***

Siapapun yg secara terbuka menghina bangsa lain, menuduhnya maling, dsbgnya, baik itu bergurau, serius, sengaja ataupun tidak, komennya saya hapus, dan saya BAN tanpa ampun--sudah banyak yg saya ban sepanjang hari hingga malam ini. Tidak ada tempat hal2 tersebut di page saya ini.

***
Dua tulisan di atas dikutip langsung dari Halaman Facebook Tere Liye. Masih banyak pula tulisan-tulisannya yang tergolong sangat frontal. Untuk teman-teman yang belum pernah baca novelnya, coba deh dibaca, satu aja gak papa, gak usah banyak-banyak. Untuk teman-teman yang suka nulis dan bercita-cita jadi penulis atau ingin jadi penulis, novel-novel Tere Liye amat sangat dianjurkan untuk dibaca, sebagai salah satu referensi. Untuk teman-teman yang ngefans banget sama Tere Liye, bisa bergabung di halaman Facebooknya, Darwis Tere Liye (ni bukan hoax, spam, atau bohongan lho ya). 

Ada info baru, bulan Juli-Agustus besok, Tere Liye kembali merilis novel terbarunya berjudul Negeri Para Bedebah. Untuk teman-teman yang mau pesan duluan, klik di sini ya.

Keep writing, keep reading :)

Sabtu, 09 Juni 2012

Tulisan

Untuk teman-teman yang sedang berjuang menemukan chemistry-nya dengan ‘tulisan’.
Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian.- Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca.
Puisi yang kita tulis tak akan pernah mati, bahkan bila kita mati. - Helvy Tiana Rosa, Risalah Cinta.
Scripta Manent Verba Volant. Tulisan itu terkenang, sementara apa yang dilafalkan lisan akan terlupakan, hilang termakan zaman. - Pepatah Yunani
Bagi dunia mungkin engkau hanya seseorang.
Tapi siapa sangka?
Mungkin saja bagi seseorang engkau adalah dunianya.
Maka berkaryalah, meski hanya lewat kata :) - Galih Hidayatullah.
Suatu hal bernama tulisan, selalu mampu membuatmu jujur. Setidaknya pada dirimu sendiri. - Galih Hidayatullah.
AYO!
SEMANGAT!
KAWAN!
:)

9-6-2012
Al Hidayah (nina)

Jumat, 08 Juni 2012

Sukses = Hal Kecil

Make a huge thing and you become some body. Or make an average thing and you become nobody. - Pak Bagus, dosen.
Pagi ini, beliau bercerita banyak sekali, untuk menyemangati mahasiswanya yang sebentar lagi mau UAS. Pak Bagus bercerita tentang perbedaan orang yang sukses dan yang belum sukses (atau bahkan tidak sukses).

"Anda coba lihat pertandingan lari 100 meter. Si Juara 2, mampu menempuh waktu hanya 11 detik untuk sampai finish. Tapi si Juara 1, hanya membutuhkan 9 detik untuk mencapai finish. Bedanya cuma dua detik. Dua detik."

Lalu Pak Bagus melanjutkan, "Orang yang masuk surga dan masuk neraka, bedanya juga sangat kecil. Misalnya nih ya, ada dua orang yang sama-sama taqwa pada Tuhan, sama-sama rajin ibadah. Tapi yang satu masuk surga, yang satu masuk neraka. Ada yang tau apa sebabnya? Karena yang satu pernah ghosob sandal, padahal cuma satu kali, dan yang satu tidak pernah ghosob sandal."

Kalau dipikir-pikir, benar sekali apa yang dikatakan Pak Bagus, jalan menuju sukses itu dimulai dari hal kecil. Contoh lain misalnya, vokalis elsip yang satu banyak makan makanan berminyak dan yang satunya lagi juarangg makan makanan berminyak. Tentunya kualitas suara yang dihasilkan akan berbeda pula. Kuncinya sederhana, berminyak.

Ada lagi penelitian di luar negeri yang membuktikan bahwa pejabat yang korupsi, dulunya pas sekolah, si pejabat itu suka nyontek. Ternyata mencontek itu bisa mempengaruhi perilaku seseorang di masa depan. Padahal nyontek itu kan hal yang sangat sederhana, cuma ngelirik catatan bentar atau nengok ke depan ngintip jawaban temen, eh gak taunya dampaknya sebesar itu.

Untuk teman-teman Weha, jangan pernah remehkan ghosob.
Untuk teman-teman eL-SiP, jangan pernah remehkan undangan rapat.
Untuk para calon ibu (santri putri), jangan pernah remehkan satu butir debu yang singgah di kamarmu.
Untuk para calon ayah (santri putra), jangan pernah remehkan sholat subuh tepat waktu.
Untuk kita semua, jangan pernah remehkan sesuatu yang kita remehkan.

Because a small thnig will lead you to a huge thing.- Pak Bagus.
9-6-12
Kuliah terakhir Ekonomika Pertanian Pedesaan (nn).

Kamis, 07 Juni 2012

Tips (Amatiran)

X: “Nih tugasnya kamu aja yang buat, aku gak bisa nulis.”
XX: “Apalagi aku, paling nanti ujung2nya cuma copas. Hahaha.”

Seharusnya percakapan di atas tidak pantas diucapkan oleh dua orang mahasiswa. Tapi toh pada kenyataannya terjadi juga. Buat temen-temen yang ingin bisa nulis, ada tips sederhana yang bisa dilakukan. Tips ini berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak diambil dari sumber-sumber lain.

  1. Mulailah dari yang sederhana dulu. Tulislah apa yang ingin kalian tulis atau tulislah apa yang kalian rasakan. Saat itu juga. Ya! Saat itu juga! Berarti harus bawa notes dan bolpen kemana-mana? Ya nggak juga, kan sekarang udah ada hape. Ditulis aja dulu. Semacam nulis diary gitu.
  2. Lakukan nomer 1 di atas sampe muncul chemistry antara kamu dan tulisan (sampe kamu seneng dan terbiasa sama makhluk yang namanya ‘tulisan’). Kalo gak muncul juga, ya udah stop di sini, langkah selanjutnya gak usah dibaca.
  3. Bacalah EYD dan buku yang membahas tentang penggunaan kalimat yang benar dan efektif. Sekedarnya saja, gak usah sampe mendalam.
  4. Imbangi dengan banyak membaca. Membaca itu tidak hanya dari buku. Membaca situasi, membaca keadaan, dll. Kenapa harus banyak membaca? Karena pada hakikatnya, tulisan itu merupakan output (hasil) dari apa yang kita ketahui
Tips di atas memang tips amatiran, belum pernah diujicobakan sebelumnya. Tapi ya apa salahnya, wong cuma ingin berbagi pengalaman. 
“Aku berpikir maka aku ada” -- Rene Descartes.
“Aku menulis maka aku ada” – karena menulis, lebih dari sekedar berpikir.
7-6-2012
Ruang U204
saat kuliah workshop ekonomika moneter yang setengah membosankan (nina).

Rabu, 06 Juni 2012

Maka Menikahlah...

“Duh cantiknyaa”.
“Anggun banget sih kamu”.
“Hem... gak kayak biasanya”.
“Ciee..akhirnya mimpinya tercapai juga”.
“Selamat ya teman”.
      
Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Masih sangat pagi bagi sebagian orang. Tapi hal itu tidak berlaku untuk hari ini. Aih..bahagianya. Semua tampak riang gembira. Tampak wajah-wajah sibuk yang tetap ceria. Wajah-wajah yang bersemangat. Wajah-wajah yang aku dambakan selama ini. Dan beberapa jam lagi, semuanya akan semakin sempurna.
     
“Saya terima nikahnya Zahratus Syita binti Kholiq dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar tunai.” ucapnya.
“Sah?”
“Sahhh!!”
     
Ya Allah, mimpikah ini? Aku masih asyik dalam lamunanku lalu tiba-tiba orang di sampingku menoleh padaku dan mencium keningku dengan lembut.

Ya Tuhan.. Ini nyata.

Tak kuasa aku menahan air mata. Dia menoleh sekali lagi dan tersenyum. Ya Tuhan.. Ini benar-benar nyata. Sekarang, senyum itu sempurna milikku, bukan milikmu, bukan pula miliknya. Beberapa bulan yang lalu, aku sempat marah-marah padanya karena gosipnya dengan wanita lain. Ah sudahlah, aku siap membuka halaman baru untuk ini semua, untuk hidupku dan Mas Rifqi serta orang-orang yang kita sayangi.

Aku tak peduli dengan maskawin yang hanya seperangkat alat sholat. Aku tak peduli dengan pesta kita yang tergolong sederhana. Aku tak peduli dengan gaji bulanannya yang hanya cukup untuk makan satu orang. Aku tak peduli kalau tempat tinggal kita masih ngontrak. Aku tak peduli dengan cibiran orang-orang kalau skripsiku akan terganggu. 

Yang kita tau, kita nikah, kita beribadah, kita sedekah, kita berdoa, kita dagang, kita kaya, dan siap untuk membantu orang lain. Bukankah menikah itu salah satu sunah rasul? Bukankah doa dua orang itu lebih kuat daripada satu orang? Bukankah menikah itu membuka rezeki? Lalu, kenapa harus takut dan ragu?

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).(nina)

***
Al Hidayah
15-5-2012